Kesan pertamaku melihat bangunan depan sekolah sangatlah indah,mewah,aman, dan tanah yang cukup luas. Namun ada pemandangan yang mengurangi keindahan tersebut diantaranya lapangan depan banyak rumput-rumput yang memanjang, daun-daun yang jatuh, halaman belakang sekolah yang sudah tak terawat lagi. Tetapi semua itu tak merubah keinginanku untuk melanjutkan sekolah di SMAdaBO. Saat pendaftaran penerimaan siswa baru (PSB) suasana di halaman depan sekolah sangatlah ramai, tempat parkiran sepeda yang semakin penuh, antrian pengambilan formulir semakin memanjang dan berdesak-desakan. Sambil menunggu namaku dipanggil aku duduk di bawah pohon dan asyik mengobrol dengan teman pertamaku, dia bernama Nikke Alfiana, dia berasal dari SMP N 3 Bojonegoro. Saat pendaftaran aku merasa sedih, karena takut urutan danemku semakin menurun. Banyak teman-temanku yang namanya sudah tergeseer dan masuk sebagai siswa SMApa.
Setelah aku resmi menjadi siswa SMAdaBO, pada hari minggu aku datang kesekolah untuk persiapan MOS (Masa Orientasi Siswa). Ternyata perbedaan waktu SMP dan awal masuk SMA sangatlah berbeda jauh. Disaat MOS saja aku harus mempersiapkan barang-barang yang sangat banyak seperti kardus yang harus dibuat tas, pita rambut warna orange, raffia orange, sandal jepit merk swallow warna orange, masih banyak lagi yang perlu disiapkan dan itu semua harus orange. Waktu MOS semua siswa harus menggunakan kemeja putih dan bawahan warna hitam. Aku sangat kesulitan berjalan saat menuju ruangan kelas, karena rok yang aku pakek sangatlah tidak nyaman. Setibanya di depan kelas suasananya sangat sunyi, mungkin mereka belum kenal satu sama lain. Pada saat itu teman yang aku sapa adalah Mimbar Oktaviana sebab dia orang yang aku ajak kenalan saat mencari ruangan yang akan aku tempati. Tak ku sangka aku satu ruang juga dengan Nikke Alfiana, namun saat MOS aku duduk dengan Yuanita, dia temanku saat SMP. Pengalaman yang paling seru adalah saat pembalasan kepada kakak-kakak OSIS,mereka yang selalu memberikan hukuman dan selalu mencari kesalahan terhadap peserta MOS. Tetapi sebenarnya mereka hanyalah mengajarkan kedisiplinan dan keberanian.
Tiga hari tlah berlalu, MOSpun akhirnya selesai. Pelajaran sudah dimulai,tetapi hanya diisi dengan perkenlan. Aku mulai mengenal teman-temanku dari absen satu hingga terakhir. Selain itu asku juga mengenal nama dan karakteristik guru-guru yang mengajar dikelasku, namun ciri-ciri guru yang tidak mengajarku hanya sebagian yang aku tahu. Sedangkan dengan kakak kelas aku juga mulai mengenal dari yang murah senyum sampai yang mempunyai wajah serem. Saat kelas X-2 aku sangat akrab dengan mimbar,mira,riska,danik,lely dan hampir dengan semuanya aku akrab, karena kelas X-2 yang diberi nama “SUROBOYO (SepUluh loRO Bodo dan konYOl)” itu sangat kompak,gokil,seru,asyik,care,tidak sombong,ramah,tegur sapa…poko’e T.O.P B.G.T. Suatu hari teman-temanku berencana pergi rekreasi mereka sudah menyiapkan alat transportasi, dan sudah memilih tempat yang akan dituju tapi semuanya gatot alias gagal total karena banyak yang mudik dan banyak yang ada acra keluarga. Biarpun seperti itu kekompakan suroboyo masih tetap ok.
Tibalah pada pembagian kelas. Kini aku duduk dikelas XI-IA3. Aku satu ruang lagi dengan nikke,mimbar,dan 8 anak lagi yang dari kelas X-2. Kelas XI-IA3 yang diberi nama “PAKU-PALU(Ipaku_Ipa teLU)” ini juga tak kalah kompaknya dengan anak suroboyo yang dulu. Walau berpisah dengan teman-teman dari suroboyo dan harus berbeda kelas atau jurusan, itu semua tak mebuat hatiku sedih, karena aku dan mereka masih satu sekolah. Jadi setiap hari bisa bertemu, trus ngobrol bareng,jalan-jalan,makan-makan, dan menikmati kesenangan disaat kita masih anak putih abu-abu..
OLEH:
Novi Rofidah (26)